SYEKH BURHANUDDIN ULAKAN Dan Keturunannya di Aceh
Komunitas
Kami dari keturunannya yang telah berhimpun dalam satu wadah Organisasi yang kami beri nama sesuai dengan nama populer anak sulung beliau di Aceh/Keluarga besar teungku chik dipasi dengan menyebut mereka sesuai tempat kediaman terakhir sampai meninggal masing-masing.
1. Tgk Syekh Abdussalam (Tgk Chik dipasi) sebagai Tu Waido.
2. Tgk Sulaiman (Teuku Muda Dalam) sebagai Tu Meurdu.
3. Tgk Raden yang membangun komunitas diGarot sebagai Tu Garot.
4. Tgk Johan yang membangun komunitas di gampoeng Aree sebagai Tu Aree.
5. Cut Fatimah yang perempuan dinikahkan dengan anak Raja Linggeu (Gayo) sebagai Tu Gayo.
Menetapnya di Ulakan
Setelah Sulthan Iskandar Muda meninggal dan beliau sudah selesai masa jabatannya, Syekh Burhanuddin melanjutkan misi perantauannya ke Minangkabau dan menetap di Ulakan pariaman Sumatra Barat. Setelah selesai lama beliau memamurkan Islam disana tentu kiprah beliau banyak diketahui dan diteliti para Ahli seperti banyak kita baca dimedia, Beliau kembali lagi ke Aceh dengan membawa 2 Orang saudaranya termasuk Syekh Yusuf Makasar (Sebelum ditangkap Belanda) dan satu orang belum diketahui identitas dan domisili keturunan beliau, Untuk mendalami Tariqat Syattariah pada Syekh Abdulrauf untuk di kembang ditempat mereka masing-masing. Beliau sudah lama kenal dengan Syekh Abdulrauf (syiah kuala) sewaktu masih sama-sama menjabat di Aceh. Ketika Beliau kembali ini, Syiah Kuala tidak lagi menjabat Qadhi Kerajaan karena telah digantikan oleh Syekh Nuruddin Ar-raniry sementara Syiah Kuala sendiri lebih mendalami dunia Tasawuf.
Tariqat syattariah di minangkabau
Usaha Syekh Burhanuddin mengembangkan Tariqat Syattariah di Minangkabau jelas diketahui. Sampai sekarang setiap tahun ramai orang Minangkabau yang berkunjung ke makam Syiah Kuala (sebagai guru dari guru besar mereka di Ulakan).
0 comments